Kamis, 14 Agustus 2008

JURNALISME ONLINE


Bila diamati dengan saksama, judul di atas mengandung pengertian bahwa kemajuan teknologi komunikasi berpengaruh terhadap surat kabar. Pengaruh ini tentunya tidak begitu saja kita terima. Kita harus mengetahui bukti-bukti yangmasuk akal lebih dulu. Nah, diskusi berikut akan menyajikan bukti-bukti tersebut.

A. Kemajuan Teknologi Komunikasi di Bidang Persuratkabaran

Surat kabar, paling tidak memiliki empat posisi, yaitu sebagai lembaga social. Lembaga ekonomi, produk informasi, dan media informasi. Sebagai media informasi, surat kabar perlu mengikuti perkembangan teknologi komunikasi. Dengan memakai teknologi komunikasi yang mutakhir, kadang-kadang sebuah surat kabar bisa mengurangi biaya produksi surat kabar sendiri. Tidak heran bila kemudian surat-surat kabar berlomba-lomba menggunakan teknologi komunikasi yang mutakhir, mulai dari cetak jarak jauh, online communications, situs World Wide Web (WWW, sering disebut the Web) hingga e-mail.

Cetak jarak jauh merupakan alat yang membantu surat kabar mengatasi kendala jarak dalam menerbitkan surat kabar. Dengan mengirimkan pracetak dari kantor pusat sebuah surat kabar ke kantor cabangnya lewat satelit, maka pracetak itu bisa dicetak di kantor yang sangat berjauhan dengan kantor pusat. Akibatnya, surat kabar tersebut bisa terbit pada saat nbersamaan di kantor pusat dan kantor cabangnya.Online communications membantu wartawan memperoleh bahan baku berita yang kan ditulis jadi berita. Dengan menggunakan online communications, wartawan bisa melakukan observasi tentang berbagai masalah yang akan dilaporkan.

Sementara itu, e-mail bisa digunakan reporter di lapangan untuk mengirimkan informasi yang diperoleh pada redaktur. Informasi jadi cepat ampai. Redaktur juga memiliki waktu yang cukup banyak untuk menulis dan menyunting berita.

Internet bisa digunakan sebuah surat kabar untuk berkomunikasi dengan khalayaknya. Pada tingkat yang lebih tinggi, internet bahkan bisa dipakai oleh sebuah surat kabar untuk mengirimkan berita kepada pembacanya. Inilah yang kenudian disebut jurnalisme online. Hampir semua surat kabar sudah memiliki home page di the Web. Khalayak bisa mengakses surat-surat kabar tersebut lewat komputer. Lebih dari itu, beberapa surat kabar, bahkan sudah sudah bis adigolongkan sebagai surat kabar elektronik, seperti Detik.com, Astaga.com, dan Saturnet.com. Dengan demikian, pembaca surat kabar Indonesia akan semakin “dimanjakan” oleh para penerbit surat kabar.

B. Kerisauan Akibat Kemajuan Teknologi Komunikasi di Bidang Persuratkabaran

1. Jumlah Wartawan Berkurang

Seperti sudah disebutkan di atas, ada posisi surat kabar yang bernama produk informasi. Produk informasi ini berkaitan dengan jurnalisme. Kalau kita memperhatikan perkembangan, mungkin kita kan menyadari arti informasi. Tujuh tahun kemudian, muncul jurnalisme online yang bisa menyajikan berita dalam waktu sekejap dan bisa diakses lewat komputer.

Memang terdapat berbagai hambatan psikologis yang merintangi prkembangan jurnalisme global. John C. Merill merinci berbagai hambatan iu seperti perbedaan kebudayaan, perbedaan makna propaganda, perbedaan paham entang tujuan ideal journalism dan perbedaan makna pendidikan antara satu negara dengan negara yang lainnya. Tetapi, berita yang dihasilkan oleh jurnalisme global akan tetap diminati khalayak.

Bila merujuk pada perkembangan jurnalisme di negara-negara maju, journalism online akan menjadi primadona di masa mendatang. Sebab, sekarang, di sana jurnalisme online sudah memasyarakat. Dari pratek jurnalisme online trsebut, implikasi yang menarik adalah, beberapa penerbit surat kabar sudah mengurangi ketergantungan meeka pada kertas dan wartawan.

2. Jurnalisme Online Hadir

Memang jurnalisme online hadir akibat perkembangan teknologi komunikasi dan memudahkan khalayak memproleh informasi. Tetapi, ada orang yang risau dengan kehadiran jurnalisme online. Sebab, reliabilitas informasi yang dihasilkan jurnalisme online sering trabaikan.

a. Makna Jurnalisme Online

Sesungguhnya jurnalisme online lahir pada tanggal 19 Januari 1998, ketika Mark Drudge memebeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut “monicagate”

Berpangkul pada kenyataan di atas, jurnalisme online itu seolah-olah bukan jurnalisme. Jonathan Dube, seorang wartawan jurnalisme online, bahkan merasakan bahwa jurnalisme online tidak seseru jurnalisme biasa.

Persoalan yang kemudian muncul adalah, bagaimana tingkat kebenaran berita yang dibawa oleh jurnalisme online. Tidakmudah menjawab pertanyaan ini. Yang jelas, kesalahan pemberitaan mungkin saja terjadi. Tidak mungkin jurnalisme online bebas dari kesalahan sama sekali. Berita televisi dan berita surat kabar, yang notabene dihasilkan oleh orang-orang yang memiliki keterampilan

Tidak ada komentar: